IE Warning
Your browser is out of date!

This website uses the latest web technologies so it requires an up-to-date, fast browser!
Try Firefox or Chrome!
Back to top
CUSTOMER SERVICE LINE  :    08159979282    Tanya via WA
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Menceritakan tentang Hijrahnya Putra Ponorogo, Tjokroaminoto dari Ponorogo ke Surabaya. Saat bekerja di urusan pemerintah hindia belanda di Ponorogo, Tjokroaminoto melihat ketidak adilan selama ini oleh kaum pribumi. Tjokroaminoto memilih undur diri dari pekerjaan setelah menikah dengan Soeharsikin, keputusan ini membuat R.M Mangoensoemo yang seorang wakil Bupati Ponorogo marah kepada Tjokroaminoto, akan tetapi Tjokroaminoto tetap melanjutkan Hijrahnya.

Di Surabaya , Tjokroaminoto bekerja sebagai kuli panggul dan berorganisasi SDI yang kemudian mendirikan Sarekat Islam, Tjokroaminoto pulang ke Ponorogo setelah mendapat kabar istrinya melahirkan anak, Oetari sehingga diboyonglah istri, anak dan pembantu ke surabaya. Tjokroaminoto membuat perusahaan Batik dan menerima pemuda untuk kos di rumahnya. Tjokroaminoto makin dikenal dalam konstribusinya di Sarekat Islam.

Tjokroaminoto merupakan putra dari keluarga bangsawan Jawa di Ponorogo dan memiliki latar belakang keislaman yang kuat. Sejak kecil ia sudah merasakan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat pribumi pada masa itu. Terutama bagi kaum-kaum buruh dan rakyat pribumi lainnya yang merasa tersiksa karena perlakuan kolonial Belanda yang selalu merendahkan dan semena-mena. Ternyata keprihatinannya tersebut membuat hati kecilnya selalu merasa resah bahkan hingga ia telah dewasa. Hal ini lah yang membuat ia memutuskan untuk hijrah mengikuti kata hatinya dan meninggalkan segala bentuk kebangsawanannya. Setelah beberapa bulan berada di Semarang, ia memutuskan untuk pindah ke Surabaya bersama istri dan anaknya untuk lebih melihat bagaimana realita sosial rakyat kecil pada masa itu. Ia sering menyuarakan aspirasi melawan kolonial Belanda dan melindungi rakyat pribumi yang tertindas melalui tulisannya di surat kabar serta menggelar orasi massa.

 

Ini membuat Tjokroaminoto menjadi orang yang disegani dan selalu diandalkan untuk berbagai permasalahan sosial oleh masyarakat di sana maupun perkumpulan organisasi. Karena jiwa kepimpinan Tjokroaminoto yang telah diakui banyak orang membuat Haji Samanhoedi dari Sarekat Dagang Islam (SDI) di Surakarta mengirim utusannya pada Tjokroaminoto untuk memintanya memimpin organisasi tersebut yang sedang dibekukan oleh Belanda. Dari situlah perjuangannya untuk melawan rezim kolonial Hindia Belanda dimulai. Pada 1912 ia mendirikan Sarekat Islam (SI) yang sebelumnya merupakan Sarekat Dagang Islam (SDI). Seiring Berjalannya waktu, Tjokroaminoto berhasil membuat Sarekat Islam menjadi organisasi resmi bumiputera pertama yang terbesar di Indonesia dengan 2 juta anggota. Tujuan dari organisasi ini adalah berusaha untuk menyamakan hak dan martabat masyarakat bumiputera yang terjajah di kala itu.

 

Semoga bermanfaat

Jika kamu ingin membeli franchise Crispyku Franchise yang paling murah dan terpercaya : silakan cek www.waralaba-friedchicken.com / www.crispyku.com

LEAVE A COMMENT

two × 1 =


 

 
Copyright 2013 Crispyku. Designed by Pohon Kreatif